Fahrenheitbot.my.id –
Jakarta – Rokok Bentoel jadi salah satu merek rokok terkenal di dalam Indonesia masa kini. Namun, siapa sangka di tempat balik popularitas Bentoel ada cerita mistis dari sang pendiri, Ong Hok Liong. Bagaimana kisahnya?
Pada mulanya, Ong Hok Liong tak memilih Bentoel sebagai nama perusahaan pada waktu mendirikan pabrik rokok pada 1930.
“Awalnya, perusahaan ini bernama Strootjes-Fabriek Ong Hok Liong. Kemudian nama itu diubah menjadi Hien An Kongsie,” tulis Rudy Badil dalam Kretek Jawa: Gaya Hidup Lintas Budaya (2011:107).
Apapun namanya, perusahaan itu berhasil memproduksi rokok tjap Burung, tjap Klabang, kemudian Djeroek Manis. Sayang hasil produksi perusahaan tak berjalan baik. Merek rokok buatannya kurang laku pada pasaran selama bertahun-tahun.
Hingga akhirnya di dalam tahun 1954, cerita mistis itu pun muncul.
Sebagaimana dipaparkan sejarawan George Quinn dalam Bandit Saints of Java (2019), di tempat tahun yang dimaksud Ong Hok Liong melakukan ziarah ke makam keramat Mbah Djugo di area sekitar Gunung Kawi. Saat berziarah, Hok Liong tanpa sadar tertidur di area samping makam.
Dalam tidurnya, beliau bermimpi mengawasi ubi talas. Menariknya, beliau percaya mimpi itu tidak sekedar mimpi. Dia pun menanyakan arti kemudian tafsir mimpi ubi talas untuk juru kunci makam.
Singkat cerita, juru kunci makam itu memerintahkan agar Hok Liong mengganti nama perusahaan. Tujuannya tentu sekadar agar produknya laku. Hok Liong pun manut. Saat pulang ke Malang, beliau bergegas mengganti nama NV Liem An menjadi Bentoel.
Nama Bentoel sebenarnya diambil dari sebutan jawa untuk ubi talas, yakni bentoel, yang mana sekarang pasca ejaan disempurnakan ditulis menjadi bentul. Tak disangka, apa yang mana dikatakan sang juru kunci makam kelak benar-benar terbukti.
Beberapa tahun pasca mengganti nama, perusahaan miliknya dengan segera moncer.
“Ketika ia (Ong Hok Liong) meninggal pada tahun 1967 ia adalah pribadi multi jutawan dan juga Bentoel sudah pernah meningkat menjadi rokok pribumi terbesar kedua pada Indonesia,” tulis George Quinn.
Sepeninggal Hok Liong, anak-anaknya mencoba mengamankan roda kepemimpinan. Budhiwijaya Kusumanegara, anak sang pendiri, kemudian menjadi Presiden Direktur Bentoel. Sayang, di area tangan generasi selanjutnya, Bentoel mengalami kemunduran.
Setelah 1980-an, PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel tiada mampu membayar pinjamannya ke BRI juga Bank Bumi Daya senilai US$ 170 juta. Utang Bentoel dengan kreditor asing bahkan kemudian menggelembung menjadi US$ 350 juta.
Akhirnya 70% saham keluarga Ong Hok Liong dilego. Salah satu pembelinya adalah putra Soeharto, Hutomo Mandala Putra. Namun, Hutomo gagal melakukan pembelian. Pengusaha Peter Sondakh lewat Rajawali Wira Bhakti Utama yang dimaksud sukses membelinya.
Lalu, pada tahun 1997, aset Bentoel diserahkan terhadap perusahaan baru bernama PT Bentoel Prima. Penyerahan ini dihadiri oleh juga oleh pembubaran PT Organisasi Rokok Tjap Bentoel. Kelak, pada tahun 2000, PT Bentoel Prima berganti nama menjadi PT Bentoel Internasional Investama Tbk.
Belakangan saham perusahaan itu dipegang oleh British American Tobacco, sebagai pemegang saham 92,48% lalu sisa saham lain dipegang oleh masyarakat.
Artikel Selanjutnya Belajar dari Pria Rupiah 150 T, Jadi Kaya sebab Lakukan Ini adalah