Fahrenheitbot.my.id –
Jakarta, CNBC Indonesia – Bicara eksistensi donat pada Indonesia publik perkotaan identik dengan J.Co. Merek ini termasuk eksklusif dari segi harga jual ataupun rasa. Atas dasar ini berbagai orang menganggap J.Co adalah hasil luar negeri.
Apalagi pada berada dalam memanasnya konflik pada Palestina, J.Co kerap menjadi target boikot dikarenakan dianggap berasal dari luar negeri. Sayangnya, anggapan juga tuduhan ini terbukti salah. J.Co adalah hasil asli Indonesia.
Bagaimana ceritanya?
Cerita J.Co bermula dari tahun 2005. Kala itu, seseorang tukang cukur bernama Johny Andrean hendak melakukan eksperimen baru di tempat dunia makanan. Dia ingin menjajal lapangan usaha kuliner setelah lama berkecimpung di area lapangan usaha kecantikan. Kali ini ia mau menghasilkan toko donat.
Namun, toko donat ini tidak jadi eksperimen pertama Johny di dunia kuliner. Sebelumnya, menurut paparan Asia’s Star Brands (2006), ia sudah ada pernah mencoba industri kuliner dengan memegang lisensi toko roti selama Singapura, yakni Bread Talks. Kesuksesan Bread Talks inilah yang ingin terulang kembali di area lapangan usaha donat. Toh, jagat perdonatan Tanah Air masih terbilang cukup sepi.
Soal membuka toko donat, Johny tercatat pernah mengikuti kursus memproduksi donat. Menurut Muhammad Maruf pada 50 Great Bussines Ideas form Indonesia (2010), kursus itu disertai Johny di Amerika Serikat. Dia belajar cara menciptakan donat, dari mulai pembuatan hingga proses penjualannya.
Bermodalkan keyakinan, keterampilan kemudian kejelian mengamati prospek perusahaan itulah, Johny Andrean mendirikan J.Co pada 26 Juli 2005 (sumber lain menyampaikan 26 Juni 2005). Gerai pertamanya berada di area Supermall Karawaci, Tangerang.
Ketika berbisnis J.Co, pria jika Singkawang itu menerapkan ilmu kursusnya. Maka, tak heran kalau J.Co dianggap juga kental dengan nuansa Barat. Dia mengikuti jenis donat yang digunakan lembut, tetapi bukan terlalu padat. Dia juga pandai menimbulkan varian rasa pada donat dengan beragam isi dalam di atau permukannya, sehingga inilah yang lantas menjadi ciri khas.
Tak cuma itu, Johny juga menghasilkan terobosan baru yang tak disertai kompetitor di area sektor makanan, yakni konsep ala Jepun bernama open kitchen. Lewat open kitchen, pengunjung sanggup mengetahui isi dapur J.Co.
Pengunjung jadi mengetahui tingkat kebersihan dapurnya, proses pemanggangan donat, termasuk pemberian rasa di area tahap akhir. Semua itu memberikan memberikan kesan dan juga pengalaman tersendiri bagi pengunjung.
Sedangkan, untuk pemasaran, Johny memiliki target kelas menengah berhadapan dengan yang dimaksud berdompet tebal. Atas dasar inilah, beliau menjadikan Supermall Karawaci yang berada di area tengah-tengah gedung perkantoran Lippo Group lalu kawasan institusi belajar Universitas Pelita Harapan sebagai gerai pertama J.Co.
“Wajar sejumlah orang yang dimaksud kesini pada waktu Johny Andrean membuka gerai donat juga kopi yang tersebut pertama di dalam Supermall Karawaci,” kata Maruf.
Pada akhirnya, strategi yang dimaksud dimainkan Johny Andrean sebagai pendatang baru di tempat dunia perdonatan cukup berhasil. Tak sampai berbulan-bulan atau masih dalam tahun yang sama, J.Co sudah ada berekspansi di area beberapa kota besar pada Indonesia, bahkan pada Kuala Lumpur dengan 2 gerai kemudian 1 gerai di area Singapura.
Berkat buah keringat Johny Andrean, J.Co sekarang ini sukses menduduki kedudukan puncak dalam bursa donat Indonesia. Tercatat, di tempat laman resminya, J.Co pada masa kini miliki beratus-ratus gerai dalam beberapa negara.
Sebanyak 275 gerai dalam Indonesia, lalu 44 gerai di tempat Filipina, 17 gerai dalam Malaysia, lima gerai di tempat Arab Saudi, juga tiga gerai di dalam Singapura serta Hongkong. Sedangkan pesaingnya yang dimaksud lebih lanjut dulu eksis, yakni Dunkin’ Donuts per 2022 lalu diketahui belaka memiliki 100-an toko.
Artikel Selanjutnya Batu Ajaib Ditemukan di tempat Kalimantan, Isinya Minyak Bumi